Warung Atam, Legenda Warmindo di Palu
TALU – Berbicara mengenai bisnis kuliner, sepertinya tidak asyik sekali kalau tidak membicarakan media-media sosial pendukungnya, seperti Instagram. Kehadiran sosial media Instagram memang banyak membantu para pelaku bisnis kuliner dalam mempromosikan produknya. Bahkan, saking pentingnya sosial media ini, banyak pelaku bisnis yang rela merogoh koceknya lebih dalam untuk mengelolah lebih baik sosial media Instagramnya. Namanya, sosial media management, ambil foto produknya yang bagus, edit yang keren, atur feednya dengan cantik, sesuaikan waktu post dan masih banyak fitur-fitur Instagram yang bisa dimanfaatkan hanya untuk mengundang netizen untuk membeli produk kulinernya.
Namun di tengah-tengah kecanggihan strategi pemasaran melalui sosial media instagram, seperti menabrak pakem yang ada dan menjadi antitesa dari bisnis kuliner kekinian, Warung Atam atau Mie Atam masih menjadi legenda hidup dunia perindomian di Kota Palu. Tanpa sosial media, dan tanpa banyak melakukan proma A promo B, Warung Atam menjadi keniscayaan tanpa ada perdebatan di dalamnya ketika kita berbicara mengenai rasa dan eksistensi. Keeksistensian Mie Atam di dunia perindomian kota Palu telah hadir sejak tahun 1980. Sebelum akhirnya terkenal dengan sajian makanannya yang berupa mie, usaha yang dirintis oleh almarhum Pak Rustam Anwar ini dulunya menjajakan es cukur di sekitaran kompleks Jl. Sis Al-Jufri yang sekarang dikenal menjadi kompleks Palu Plaza.
Mie legendaris dari Palu Barat yang sekarang berada di Jl. Mangga ini memiliki kespesialan khusus sajian indomie goreng rendangnya. Selain rasanya yang gokil, keberadaan Mie Atam menjadi suatu tempat yang bermemori kuat bagi sebagian masyarakat Kota Palu. Oh iya, jangan kunjungi Warung Atam saat bulan Ramadhan pada siang hari yah, kalau bukan warungnya tutup takutnya kita bertemu disana. Hwahahah…
Kita berdoa, semoga Warung Atam tetap eksis selalu dan semoga tanggul teluk Palu tidak sampai di Jl.Mangga
Post Comment